Kota Madiun – Setelah selesai melaksanakan Sumatif Akhir Semester (SAS), MI Al Irsyad Al Islamiyyah Kota Madiun tidak langsung mengosongkan kegiatan belajar mengajar. Pada Selasa, 9 Desember 2025, seluruh siswa kelas 1–6 justru mengikuti kegiatan kokurikuler yang berlangsung di lingkungan madrasah.
Kegiatan ini dirancang sebagai lanjutan dari pembelajaran di kelas, khususnya yang berkaitan dengan materi tentang gizi, kesehatan, dan pola hidup sehat. Jadi, meskipun SAS sudah selesai, siswa tetap belajar, hanya saja dengan cara yang lebih santai dan praktik.
Belajar di Luar Jam Pelajaran Inti
Kegiatan kokurikuler ini pada dasarnya merupakan pembelajaran di luar jam pelajaran inti. Tujuannya bukan untuk menambah beban siswa, tetapi untuk:
- Menguatkan materi yang sudah dipelajari di kelas,
- Memberi pengalaman langsung yang lebih nyata,
- Membantu membentuk karakter dan kebiasaan baik pada diri siswa.
Melalui kegiatan seperti ini, siswa tidak hanya menghafal teori, tetapi diajak memahami manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang sebelumnya hanya ada di buku, kini mereka lihat dan coba praktikkan sendiri.
Proyek Gizi Sehat Sesuai Jenjang Kelas
Pada kegiatan kokurikuler kali ini, MI Al Irsyad Al Islamiyyah Kota Madiun memilih tema seputar gizi dan kesehatan. Setiap jenjang kelas mendapatkan proyek yang berbeda, tetapi masih dalam satu benang merah yang sama, yaitu mengenal makanan sehat dan gizi seimbang.
Untuk kelas 1–2, guru mengenalkan konsep sederhana tentang “isi piringku”. Siswa diajak melihat contoh piring sehat berisi nasi atau makanan pokok, lauk, sayur, dan buah. Mereka diajak menyusun menu sehat versi mereka sendiri. Meskipun masih kecil, mereka mulai diajak paham bahwa makanan tidak hanya soal kenyang, tetapi juga harus bergizi.
Kelas 3–4 mendapat tantangan yang sedikit lebih tinggi. Selain menyusun menu sehat, mereka juga belajar menghitung perkiraan kalori dari makanan yang biasa dikonsumsi. Di sinilah pelajaran Matematika dan IPA terasa benar-benar terpakai. Siswa jadi mengerti bahwa setiap makanan punya nilai gizi dan kalori yang berbeda.
Sementara itu, kelas 5–6 berperan sebagai “Detektif Gizi”. Mereka diminta membawa atau mengamati berbagai makanan kemasan, lalu membaca label gizi yang tertera. Dari situ mereka belajar menganalisis kandungan energi, lemak, protein, dan gula. Kegiatan ini mendorong siswa lebih kritis sebelum mengonsumsi makanan kemasan yang sering mereka temui di rumah atau warung.
Terhubung dengan Pelajaran di Kelas
Walaupun namanya kokurikuler dan dilakukan di luar jam pelajaran inti, kegiatan ini tetap terhubung dengan beberapa mata pelajaran, seperti:
- IPA: membahas tentang kesehatan, tubuh manusia, dan gizi,
- Matematika: digunakan untuk menghitung kalori dan membandingkan angka pada label gizi,
- Bahasa Indonesia: melatih siswa membaca informasi pada kemasan dan menceritakannya kembali,
- PJOK: mengaitkan pentingnya makanan sehat dengan aktivitas fisik dan tubuh yang bugar.
Dengan cara ini, siswa dapat melihat bahwa apa yang mereka pelajari di kelas bukan sesuatu yang berdiri sendiri. Semua saling terkait dan benar-benar bermanfaat.
Antusiasme Siswa dan Suasana Kegiatan
Sepanjang kegiatan, suasana di madrasah terasa hidup. Siswa tampak antusias mengikuti arahan guru, berdiskusi kecil dengan teman, hingga mencoba menghitung dan mengamati sendiri. Ada yang tampak terkejut saat mengetahui kandungan gula dalam minuman favorit mereka, ada pula yang bangga saat berhasil menyusun piring makan sehat versi mereka.
Kegiatan seperti ini membantu siswa:
- Lebih peka terhadap pentingnya pola makan sehat,
- Belajar bekerja sama dan berdiskusi,
- Lebih berani bertanya dan mengemukakan pendapat.
Pembelajaran tidak terasa kaku, justru seperti aktivitas bermain yang dikemas dengan tujuan pendidikan yang jelas.
Komitmen Madrasah terhadap Pembelajaran Bermakna
Pelaksanaan kegiatan kokurikuler pasca SAS ini menunjukkan komitmen MI Al Irsyad Al Islamiyyah Kota Madiun untuk menghadirkan pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada nilai, tetapi juga pada pengalaman belajar yang bermakna.
Dengan menghadirkan proyek-proyek sederhana namun relevan, siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 dapat merasakan bahwa belajar bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, dekat dengan kehidupan mereka, dan bermanfaat bagi kebiasaan mereka sehari-hari.
Madrasah berharap, setelah mengikuti kegiatan ini, siswa tidak hanya paham konsep gizi seimbang, tetapi juga mulai membiasakan diri memilih makanan yang lebih sehat, baik di rumah maupun di sekolah.
Tinggalkan Komentar